Powered By Blogger

Sabtu, 16 April 2011

CERITA RAKYAT TANGKUBAN PERAHU


NAMA  :  FENY WULANDARI
NPM    :  20208502
KELAS :  3 EB12
CERITA RAKYAT TANGKUBAN PERAHU

Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali.
Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya, dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri.
Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air.
Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.



Tangkuban FOLKTALE BOAT
Thousands of years ago, the land Parahyangan led by a king and a queen who just had a daughter. Prince was named Dayang Sumbi. She's very pretty and smart, unfortunately he was very spoiled. On a day when she was weaving on the porch of the palace, Dayang Sumbi felt weak and dizzy. He dropped the spun yarn on the floor many times.
When pintalannya fall for the umpteenth time Dayang Sumbi became angry and swore, she would marry anyone who would get pintalannya it. Right after these words were uttered the oath, came a dog named Tumang magic and hand spun it into the hands of Dayang Sumbi. So willy-nilly, in accordance with his oath, Dayang Sumbi should marry the dog.
Dayang Tumang Sumbi and happy lives until they were blessed with a child who is a son of man but has a magic power like his father.
This kid named Sangkuriang. In times of growth, then accompanied Sangkuring a play by a dog named Tumang that he knew only as a faithful dog, not as a father. Sangkuriang grew into a young handsome and gallant.
On a day Dayang Sumbi sent his son to go with his dog to hunt deer for a feast. After a long search with no results, Sangkuriang feel desperate, but he did not want to disappoint her mother. So with a very forced him to take a bow and pointed it at Tumang. Arriving at the house he handed Tumang meat to her mother, dayanng Sumbi who thinks meat is venison, feel happy for the success of their children.
Soon after the party was over Dayang Sumbi Tumang remembered and asked his son where Tumang located. At first Sangkuriang feel scared, tapa he finally told what had happened to her mother. Dayang Sumbi became very angry, the anger he hit Sangkuriang to pass out right in the forehead.
For the offense Dayang Sumbi were expelled from the kingdom by his father. Fortunately Sangkuriang regained consciousness but blow his mother left a very wide scars in adult keningnya.Setelah, Sangkuriang went wandering to know the state of the outside world.
Several years later, Sangkuriang met a very beautiful woman.
He soon fell in love with the woman. She is her own mother, but they do not recognize each other. Sangkuriang proposed, Dayang Sumbi was received with pleasure. The day before the wedding day, when she was stroking his fiancee's hair, Dayang Sumbi see a wide scar on the forehead Sangkuriang, he finally realizes that she almost married his own son.
Knowing it Dayang Sumbi trying to thwart her marriage. After thinking hard he finally decides to propose marriage requirement which can not be granted by Sangkuriang. Condition is: Sangkuriang must create a dam that can cover the entire mountain, and make a boat to along the dam. All that must be completed before dawn.
Sangkuriang start working. Her love is so great at Sangkuriang gave him a strange power. Do not forget he also uses the strength he can from his father to summon the jinn and help him. With mud and water from their land to stem the rivers and springs.
Sometime before dawn, Sangkuriang cutting a large tree to make a boat. When Dayang Sumbi see that Sangkuriang nearly completed his work, he prayed to the gods to thwart the work of his son and accelerate the arrival of morning.
Rooster crowed, the sun rises more quickly than usual and Sangkuriang realized that he had been deceived. With so angry he cursed Dayang Sumbi and kicking homemade boat that almost gets to the middle of the forest. The boat was there in the circumstances upside down, and formed the Mount Tangkuban Perahu (boat menelungkub). Not far from where there is a residual stump of the felled Sangkuriang, we now know as the Mount Tunggul. Dams are made Sangkuriang caused the whole hill filled with water and formed a lake where Sangkuriang and Dayang Sumbi drown herself and reportedly was not heard again until now.
Source: www.bapusda.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar